Pada pekan ketiga Oktober 2025, arus keluar modal asing dari Indonesia mencapai angka signifikan, yaitu Rp 16,61 triliun. Fenomena ini menjadi perhatian, mengingat selama tahun 2025, pasar finansial Indonesia mengalami dinamika yang cukup kompleks. Berbagai faktor eksternal dan internal berkontribusi terhadap volatilitas ini, termasuk kebijakan moneter global serta kondisi ekonomi domestik.
Fluktuasi Pasar Saham: Jual Beli yang Menentukan
Sepanjang tahun 2025, data menunjukkan bahwa investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp 51,24 triliun di pasar saham Indonesia. Kondisi pasar saham yang tidak stabil, dipengaruhi baik oleh faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga oleh bank sentral asing, maupun ketidakpastian politik domestik, membuat investor lebih memilih menarik dananya dari pasar ini.
Pasar Surat Berharga Negara (SBN): Arus Masuk yang Positif
Menariknya, di tengah arus keluar yang besar, investor asing justru menunjukkan ketertarikan terhadap Surat Berharga Negara (SBN). Sepanjang tahun, tercatat beli neto sebesar Rp 17,28 triliun di pasar ini. Hal ini menandakan kepercayaan investor terhadap stabilitas fiskal Indonesia yang tetap terjaga meski dihadapkan pada berbagai tantangan global.
Sinyal Ekonomi Dari Pasar Surat Berharga Negara
Ketertarikan investor pada SBN memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia, menunjukkan keyakinan terhadap kebijakan fiskal pemerintah. Dukungan investor asing melalui SBN bisa dilihat sebagai upaya diversifikasi risiko dan pencarian imbal hasil yang lebih stabil dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
Laporan Sebar dana dari Investor Asing di SRBI dan Saham
Di sisi lain, pasar Surat Berharga Negara dan Instrumen Dinamika Rupiah (SRBI) mengalami tekanan dengan catatan arus keluar sebesar Rp 132,75 triliun. Hal ini dapat dipahami sebagai bagian dari strategi investor untuk mengurangi eksposur terhadap risiko dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.
Memahami Penyebab Arus Keluar
Arus keluar modal asing ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk perubahan kebijakan moneter di negara-negara maju yang cenderung lebih agresif. Selain itu, kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami tantangan inflasi dan perlambatan ekonomi juga turut berkontribusi terhadap keputusan investor untuk melepas aset-aset mereka di pasar ini.
Secara keseluruhan, fenomena arus modal asing keluar ini harus dilihat sebagai sinyal bagi pemerintah dan lembaga keuangan untuk terus meningkatkan stabilitas ekonomi dan iklim investasi. Diperlukan kebijakan yang lebih adaptif dan inovatif guna menarik kembali kepercayaan investor serta mengatasi tantangan ekonomi global dan domestik. Dengan analisis dan langkah-langkah strategis yang tepat, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonominya yang berkelanjutan.
